Pada tanggal 9-13 Agustus nanti, Bali akan menjadi tuan rumah International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP) ke-9, kongres AIDS terbesar di kawasan Asia-Pasifik ini. Sebanyak 3,000 peserta dari 51 negara
Ketua Panitia Penyelenggara, Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM yang juga adalah Ketua Masyarakat Peduli AIDS Indonesia, mengatakan "kami mengenal ICAAP sebagai forum AIDS kedua terbesar di dunia, dan berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan penting ini. Kami tergugah oleh keputusan tersebut dan akan bekerja keras agar kegiatan kongres betul-betul dapat memajukan upaya regional dalam menanggulangi HIV dan AIDS secara efektif baik pada hari ini maupun di kemudian hari."
JVR Prasada Rao, Director, Regional Support Team,
Kongres ini akan berlangsung di Bali Internasional Convention Center (BICC) di kawasan Nusa Dua, dan akan secara resmi dibuka pada 9 Agustus oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sebuah acara di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK).
ICAAP merupakan ajang pertemuan dua tahun sekali untuk berdiskusi dan menyebarluaskan perkembangan ilmu, program dan kebijakan dalam rangka respon global terhadap HIV/AIDS dan diselenggarakan oleh AIDS Society of Asia and the Pacific (ASAP). Dalam pesannya kepada 91h ICAAP, Professor Myung-Hwan Cho, Presiden ASAP, mengatakan "
Menurut Independent Commission on AIDS in
Agar bisa tercapai Millenium Development Goals (MDGs) untuk masalah HIV dan AIDS, ada persyaratan bahwa semua negara mampu menghentikan dan memutar-balikkan penyebaran epidemi ini pada tahun 2015, termasuk di dalamnya target Universal Access pada 2010 yang mensyaratkan bahwa semua orang yang memerlukan pengobatan dapat memperolehnya, dan bahwa ada urgensi memperkuat sistern layanan kesehatan masing-masing negara dalam melalukan penanggulangan dan memberikan layanan yang efektif.
Rao melanjutkan, "yang menarik adalah bahwa kongres ini dapat menunjukkan kemajuan sangat pesat yang dilakukan oleh berbagai kelompok komunitas, yang bekerja bahu-membahu dan bermitra dengan pemerintah dan mitra lainnya, dalam mengupayakan penanggulangan di banyak negara Asia Pasifik ini"
Sebagaimana dalam ICAAP yang lalu, agenda kongres akan terdiri atas Sesi Pleno dengan peneliti, tokoh-tokoh masyarakat dan spesialis kebijakan dapat berbagi informasi dan pengalaman terkini; 24 simposium dengan berbagai topik, antara lain upaya mengatasi hambatan legal dan kriminalisasi populasi berisiko, dan sebuah sesi kepemimpinan bagi peserta dari Pasifik; 64 sesi presentasi oral yang berkaitan dengan pencegahan, perawatan, dukungan, perawatan dan pengobatan HIV dan AIDS, memahami faktor sosial-budaya, ekonomi dan poilitik penanggulangan AIDS, serta kepemimpinan.
Pembicara tamu termasuk Michel Sidibe, UNAIDS Executive Director; Michel Kazatchkine, Director of the Global Fund for AIDS, TB and Malaria (GFATM); Kyung-Wha Kang, UN Deputy High Commissioner for Human Rights; Dr Nafiz Sadik, Special Envoy for AIDS in Asia and the Pacific; Myung Hwan Cho, President of AIDS Society of Asia and Pacific (ASAP) dan perwakilan dari Seven Sisters, Asia Pacific Network of People Living with HIV (APN+), Asia Pacific Network of Sex Workers (APNSW), CARAM Asia, Asian Harm Reduction Network (AHRN), APCASO, dan APN Rainbow.
Selain itu juga akan ada 32 Skills Building Workshop yang bertujuan membantu peserta meningkatkan kemampuan peserta dalam tugas mereka sehari-hari, serta Pertemuan Satelit dan Pameran yang memperlihatkan upaya sektor swasta, lembaga pemerintah dan internasional dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
Sebuah Forum Komunitas akan berlangsung sebelum kongres pada 7 - 8 Agustus, yang akan menyatukan berbagai komunitas sehingga dapat bersama-sama mengidentifikasi dan bertukar pikiran mengenai berbagai isu yang menjadi perhatian komunitas. Ada tujuh komunitas akan hadir dalam forum ini termasuk orang yang hidup dengan HIV (ODHIV); Pengguna Napza Suntik (penasun); Komunitas Antar Iman; Laki-Iaki yang berhubungan seks dengan laki-Iaki (LSL) dan Waria; Pekerja Seks; Perempuan, termasuk Lesbian dan Remaja.
ICAAP ke-9 ini juga akan menampilkan Asia-Pacific Village yang merupakan tempat santai untuk memperlihatkan keberagaman budaya kawasan melalui diskusi kelompok, kegiatan pendidikan informal, pertunjukan kesenian dan budaya, serta pameran keterampilan dan makanan kecil yang dibuat oleh mereka yang hidup dan terdampak oleh HIV dan AIDS.
Sebelum upacara pembukaan pada 9 Agustus, Ibu Ani Bambang Yudhoyono yang juga Duta AIDS Indonesia bersama Duta AIDS Australia Murray Proctor akan mengadakan sebuah Pertemuan Tingkat Tinggi Duta AIDS. Pertemuan ini akan membahas peranan Duta AIDS di kawasan
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Ika Nazaruddin
Pacto Convex
Ph 62-21 571-9973 Ika_nazar@cbn.netid
Congress Coordinator
Ph 62-21 571-9973 elis.widen@icaap9.org
Ristya Paramita
Public Information Officer
Ph. 62-21-39838845/46 ristya.paramita@icaap9.org