Sabtu, 16 Mei 2009

Terlalu cepat keluar?!(eJAkULASI diNI)

Angela, sebut saja begitu, mengeluh kepada Vanda sahabatnya, “Bagaimana mau menikmati? wong baru sebentar saja sudah muncrat!” ujar Angela. “Sabar.. namanya juga pengantin baru” jawab Vanda mencoba meredam kekesalan sahabatnya. “Pengantin baru apaan, aku kan sudah 1 tahun menikah!” jawab Angela kesal.

Obrolan semacam itu mungkin sering terdengar dari para wanita yang sudah berumahtangga. Ejakulasi dini merupakan disfungsi seksual yang banyak dialami pria, di samping disfungsi ereksi. Tetapi pada awalnya banyak pria yang mengalami ejakulasi dini tidak menyadari bahwa itu termasuk gangguan fungsi seksual. Mereka hanya merasa dan mengeluh pada dirinya sendiri, mengapa ejakulasinya terlampau cepat terjadi. Bahkan ketika pasangannya mengeluh, mungkin mereka hanya menjawab bahwa memang begitu keadaannya.

Menurut informasi yang ada, sekitar 50% keluhan ejakulasi dini terjadi pada kaum muda dan 1 dari 3 pria dewasa melaporkan bahwa ejakulasi mereka lebih cepat daripada yang mereka harapkan. Pada pria yang telah menikah, 30-40 % mengalami ejakulasi dini. Banyak pria yang akhirnya mengalami kesulitan dalam mencapai dan mempertahankan ereksi juga diawali dari kondisi ejakulasi dini yang lama dan tidak diobati.

Apakah ejakulasi dini itu?

Ada beberapa pengertian yang dianut oleh para ahli mengenai ejakulasi dini:

1. Batasan ejakulasi dini didasarkan pada waktu tertentu ketika terjadi ejakulasi.

2. Ejakulasi dini ditentukan oleh berapa kali seorang pria mampu melakukan gerakan ketika berhubungan seksual sebelum terjadi ejakulasi. Ada yang menggolongkan ejakulasi dini kalau ejakulasi terjadi kurang dari 20 kali goyangan.

3. Ejakulasi dini diartikan sebagai ketidakmampuan menahan ejakulasi sampai pasangannya mencapai orgasme.

4. Ejakulasi dini ditentukan oleh mampu tidaknya pria mengendalikan ejakulasi agar terjadi sesuai dengan keinginannya.

Tampaknya pengertian keempat yang kini lebih dapat diterima. Berdasarkan pengertian yang keempat, maka ejakulasi dini berarti ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sehingga terjadi dalam waktu singkat, yang tidak sesuai dengan keinginannya, paling sedikit 50% dari kesempatan melakukan hubungan seksual, dengan syarat tidak ada gangguan seksual pada istri.

Gangguan ini terjadi bervariasi mulai dari yang ringan, sedang, sampai berat. Ejakulasi dini ringan berarti ejakulasi terjadi setelah hubungan seksual berlangsung singkat, hanya beberapa kali gesekan. Pada ejakulasi dini sedang, ejakulasi terjadi setelah terjadi masuknya penis ke dalam vagina. Sedang pada ejakulasi dini berat, hubungan seksual tidak sempat berlangsung karena ejakulasi terjadi sebelum berlangsung penis masuk ke dalam vagina. Ejakulasi terjadi begitu penis menyentuh kelamin wanita bagian luar. Bahkan sebagian kecil pria dengan ejakulasi dini berat sudah mengalami ejakulasi sebelum penisnya menyentuh kelamin wanita bagian luar.

Tetapi apapun jenis ejakulasi dini yang terjadi, pria yang mengalaminya sama merasa tidak puas karena ejakulasi terjadi dalam waktu sangat singkat di luar kehendaknya sehingga hubungan seksual harus berakhir. Di pihak lain, wanita pasangannya juga sama, merasa tidak puas.

Penyebab ejakulasi dini

Ada beberapa teori penyebab ejakulasi dini:

1. Ejakulasi dini dapat disebabkan suatu gangguan yang bersifat psikofisiologik. Ada beberapa masalah yang melatar belakangi terjadinya ejakulasi dini, yaitu hubungan suami istri yang tidak harmonis, perasaan tidak senang terhadap pasangannya, dan rasa takut terhadap wanita.

2. Kecemasan juga berperan penting dalam proses ejakulasi dini karena masalah tersebut acapkali merupakan bagian dari situasi dan hampir semua penderita dapat mengendalikan ejakulasi selama masturbasi. Hubungan seksual terlarang dan takut diketahui orang lain mendorong kecemasan. Adanya ketidakpuasan partner seksual juga akan menambah kecemasan yang ujungnya akan memperparah ejakulasi dini.

3. Kebiasaan mencapai orgasme dan ejakulasi secara tergesa-gesa sebelumnya. Misalnya suka masturbasi atau onani dengan tergesa-gesa.

4. Kurang berfungsinya serotonin, suatu bahan neurotransmitter yang berfungsi menghambat ejakulasi.

5. Gangguan kontrol syaraf yang mengatur peristiwa ejakulasi (hipersensitivitas refleks ejakulasi). Pria dengan disfungsi ereksi pada umumnya mengalami ejakulasi dini. Sebaliknya, pria dengan ejakulasi dini pada akhirnya dapat mengalami disfungsi ereksi.

Berbeda dengan disfungsi ereksi, pria yang mengalami ejakulasi dini mampu mencapai ereksi dan melakukan hubungan seksual walaupun ejakulasinya terlampau cepat terjadi. Hanya pada ejakulasi dini yang berat, hubungan seksual tidak sempat berlangsung karena ejakulasi sudah terjadi sebelum penis masuk ke vagina. Pada disfungsi ereksi, hubungan seksual tidak dapat berlangsung karena ereksi terganggu, atau kalaupun sempat berlangsung, segera terhenti karena ereksi hilang.

Dampak ejakulasi dini

Apapun jenis berat-ringannya, yang pasti ejakulasi dini mengakibatkan hubungan seksual berlangsung tidak harmonis. Pada ejakulasi dini, ketidakharmonisan bahkan disebabkan karena ketidakpuasan pada kedua belah pihak. Pria yang mengalami ejakulasi dini merasa tidak puas karena hubungan seksual berlangsung sangat singkat di luar kehendaknya. Walaupun dapat mencapai orgasme, pria yang mengalami ejakulasi dini juga merasa sangat kecewa karena tidak mampu memberikan kepuasan seksual kepada pasangannya. Apalagi kalau pasangannya mengungkapkan kekecewaan dalam bentuk reaksi yang menyalahkan penderita.

Lebih jauh, reaksi yang muncul adalah perasaan takut atau khawatir setiap akan melakukan hubungan seksual. Perasaan ini justru akan semakin memperburuk keadaan ejakulasi dini. Jika keadaan ini terus berlangsung, maka pada akhirnya pria tersebut dapat mengalami disfungsi ereksi.

Wanita yang mempunyai pasangan mengalami ejakulasi dini pada umumnya tidak dapat mencapai orgasme karena hubungan seksual segera berakhir. Kekecewaan yang muncul selanjutnya dapat berubah menjadi kejengkelan disertai perasaan takut setiap akan melakukan hubungan seksual. Akibat lebih jauh dapat berupa hilangnya dorongan seksual dan dispareunia (nyeri saat berhubungan seksual).

Perlu anda ketahui, sebenarnya ejakulasi dini tidak menunjukkan adanya gangguan pada sperma, artinya, pria yang mengalami ejakulasi dini tidak berarti mengalami gangguan sperma. Jadi ejakulasi dini bukan petunjuk bahwa pria itu mengalami gangguan sperma. Juga tidak menyebabkan kemandulan pada pria.

Tapi pada ejakulasi dini yang berat, dapat juga terjadi hambatan kehamilan karena sperma tidak sempat masuk melalui vagina akibat ejakulasi yang terjadi sebelum hubungan seksual berlangsung. Hambatan kehamilan menjadi masalah baru lagi yang semakin memperburuk masalah yang timbul akibat ejakulasi dini.

Cara mengatasi ejakulasi dini

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ejakulasi dini. Pertama, dengan sex therapy. Kedua, menggunakan obat untuk mengontrol ejakulasi. Ketiga, dengan operasi syaraf. Cara pertama dan kedua banyak dilakukan dan memberikan hasil yang cukup baik. Tetapi cara ketiga walaupun pernah dilakukan di negara tertentu, sampai kini ternyata tidak populer dan tidak banyak digunakan.

Sex therapy, yang dilakukan untuk mengontrol ejakulasi dilakukan dengan bantuan istri. Pada dasarnya cara ini dilakukan melalui beberapa langkah.

Langkah pertama, istri melakukan masturbasi terhadap suami yang menderita ejakulasi dini dengan posisi suami berbaring terlentang, sampai suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi.

Langkah kedua, pada saat suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi, istri melakukan penekanan pada penis dengan menggunakan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah, selama beberapa detik untuk menghambat terjadinya ejakulasi.

Langkah ketiga, istri melakukan masturbasi terhadap suami sampai terjadi ereksi yang cukup, lalu segera memasukkannya ke dalam vagina dalam posisi istri di atas suami tanpa melakukan gerakan. Bila suami merasa akan ejakulasi, istri segera mengangkat tubuhnya dan melakukan penekanan pada penis seperti pada langkah kedua. Selanjutnya rangsangan dengan masturbasi diulang lagi, dan dilanjutkan dengan hubungan seksual seperti di atas.

Langkah keempat, dilakukan setelah beberapa hari melakukan latihan di atas. Pada langkah ini, suami diizinkan melakukan tekanan untuk mempertahankan ereksinya selama melakukan hubungan seksual dengan posisi istri di atas.

Langkah kelima dilakukan bila suami sudah lebih mampu mengontrol ejakulasi. Pada langkah ini pasangan dapat melakukan hubungan seksual dengan posisi samping. Kalau dengan posisi ini suami mampu menahan ejakulasi, maka hubungan seksual dapat dilakukan dalam posisi suami di atas.

Latihan tersebut diharapkan tetap dilakukan selama 6-12 bulan setelah itu dan kapan saja bila diperlukan. Tetapi cara ini tidak selalu mudah dilakukan karena beberapa alasan, yaitu ketertutupan pihak pria terhadap istrinya, tiadanya komunikasi dan kerjasama suami istri dalam masalah seksual, dan perasaan enggan atau malas melakukan latihan karena harus membuang waktu dan dianggap tidak praktis.

Bisa juga dilakukan tips-tips dibawah ini:

1. Arahkan pikiran dan konsentrasi, hindari kecemasanArahkan pikiran Anda pada sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan sex saat berhubungan badan. Bisa juga sambil memikirkan hal yang Anda tidak sukai. Hal ini akan mengurangi rangsangan yang diterima. Jauhkan juga rasa cemas dan khawatir.

2. Mengurangi sensitivitas pada kepala penisGunakan kondom, cream, atau alat bantu seks lainnya yang dapat mengurangi rangsangan yang diterima oleh pihak pria. Pilihlah kondom yang berjenis tebal atau gunakanlah 2-3 lapis kondom sekaligus (kondom pertama digunakan hingga 1/4 bagian menutupi penis, kondom ke- 2 dipakai 1/2 bagian menutupi penis dan kondom ke-3 menutupi seluruh penis). Dengan cara ini sensitivitas kepala penis/ glands penis akan sedikit berkurang dan sensasi kondom lapis 3 tersebut akan terasa nikmat bagi istri anda.

3. Teknik cabut Ketika si laki-laki akan orgasme buru-buru dicabut tepat pada waktunya, jangan sampai sperma keluar semua. Tehnik ini diperlukan peran serta istri agar dapat berhasil.

4. Teknik Squeeze (merupakan bagian dari Sex therapy)Saat akan terjadi ejakulasi, sang suami harus segera memberitahukan kepada istri agar istri segera menekan bagian bawah glands penis/kepala penis dengan jempol jari tangan hingga menyumbat aliran ejakulasi sperma sampai selesai fase ejakulasi. Atau dengan menekan pangkal penis dengan jempol jari tangan. Tekanan dari jempol jari tangan ini akan mencegah aliran cairan mani/semen keluar.

5. Posisi yang tepatCarilah posisi-posisi hubungan intim yang biasanya dapat Anda nikmati dalam waktu yang lama. Pakailah posisi tersebut di awal permainan agar Anda dapat tahan lama dan pasangan Anda bisa orgasme atau keluar lebih dahulu.

6. Foreplay lebih lamaLakukan pemanasan/foreplay lebih lama hingga istri Anda benar-benar terangsang (bila perlu hingga orgasme), sehingga walaupun Anda ejakulasi dalam waktu yang cepat tetapi istri Anda juga sudah terpuaskan.

Cara pengobatan ejakulasi dini yang lain ialah dengan menggunakan obat yang berkhasiat mengontrol ejakulasi. Ada beberapa jenis obat yang dapat mengontrol ejakulasi. Tetapi mengingat obat tersebut mempunyai efek samping, maka penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.

Daftar Pustaka

Intisari edisi khusus Healthy Sexual Life

kompas.com/kesehatanSmith, Tony: Pertolongan Pertama Dokter di Rumah Anda. Obor, 2001

Tidak ada komentar: